Senin, 17 Februari 2014

ASAL PENCIPTAAN BISMILLAH


Sebutir debu serta kesekejapan hidup diubah melalui tradisi menjadi sebuah bintang di cakrawala, yang diberkahi dengan kemapanan dan merefleksikan keabadian Tuhan. 


Menurut doktrin tradisional, realitas batin alam semesta mengungkapkan dirinya melalui mata batin atau penglihatan intelektual, “karena mata batin merupakan alat persepsi yang berdasarkan keselarasan, sekalipun diatas bidang korporeal ”. 

Dalam makrokosmos, keselarasan alam semesta terwujud pada taraf realitas yang lebih tinggi dan menjadi suram serta semakin samar dalam tingkat kosmos yang semakin rendah, karena jauh sebelum Tuhan menciptakan manusia pertama, yakni Adam As (Abul Basyar) Tuhan yang Maha Agung lebih dulu menciptakan suatu alam yang disebut “Alam Jabbarut Malaakut”, dan dihuni oleh para malaikat-malaikat Allah yang tak terbilang banyaknya. Sebagian dari kelompok para Malaikat-Malaikat Allah tersebut adalah kelompok Malaikat Muqarrabin, Malaikat Kurubiyyin, Malaikat Kiraman Katibin, Malaikat Arsyi, Malaikat Hafadzah dan Malaikat Aran Jabaniyyah, Malaikat Arsyi. Dan masih banyak lagi golongan Malaikat-malaikat lainnya yang tidak dapat disebutkan disini. 
Para malaikat-malaikat ini masing-masingnya mempunyai sayap, yang sayapnya saja secara langsung melambangkan “Hakikat realitas penerbangan dan pendakian melawan seluruh hal yang merendahkan derajat serta menurunkan kekuatan atas dunia ini, yang akhirnya mengantar pada kebebasan dari kungkungan duniawi yang serba terbatas ”. Seperti tersebut didalam Firman- Nya : “ Segala puji bagi Allah pencipta langit dan bumi yang menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai urusan) yang mempunyai sayap masing-masing (ada yang) dua, tiga empat. Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya, sesungguhnya Allah Maha Kuasa Atas Segala Sesuatu ”. (Q.S. 35 : 1).

Menurut doktrin tradisional, “Alam Jabbarut Malakut” terdiri dari tujuh lembah pegunungan kosmik “Qaf” yang pada puncaknya terdapat singgasana Tuhan (Al-Arsy). Tuhan yang menciptakan singgasana (Al-Arsy) dari jambrud hijau dan keempat tiangnya terbuat dari batu merah delima, yang dibawa oleh delapan Malaikatul Arsy, yang selalu bertasbih memuji Tuhannya dan mereka beriman kepada-Nya. Ketujuh lembah “Qaf” itu sendiri, adalah Lembah Thalab (pencarian), Lembah Isyq (cinta), Lembah Istighna (kepuasan), Lembah Hayrat (kekaguman), Lembah Faqr (kemiskinan), Lembah Ma'rifah (gnosis), dan Lembah Fana (lebur).

Ekspresi universal kehidupan “Alam Jabbarut Malaakut” dan jalan inisiatik, dimungkinkan oleh tingginya tingkatan spiritual (maqam) yang sekaligus menjadi awal cikal bakal penciptaan langit dan bumi yang pada waktu itu (di alam jabbarut malakut), langit masih berupa asap, asap yang keluar dari ketujuh lembah “Qaf”, kemudian Allah satukan dan dari asap tersebut dijadikannya tujuh lapis langit. Seperti tersebut dalam firman-Nya: “ Yang menciptakan tujuh lapis langit “ (Q.S. : 67 : 3). Dan firman-Nya lagi : “Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit yang kala itu masih berupa asap” (Q.S. : 41 : 11). Setelah tujuh lapis langit terbentuk, kemudian Allah Swt menciptakan tujuh lapis bumi yang diambil dari pegunungan kosmik “Qaf” pula. “ Allah-lah yang mnciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi” (Q.S. : 65 : 12) 

Catatan : Pengertian mengenai penciptaan langit dan bumi ini adalah “langit akhirat dan bumi akhirat”, karena setelah penciptaan langit dan bumi akhirat ini, Allah Swt menciptakan tujuh surga dan tujuh neraka, barulah langit dan bumi dunia Allah ciptakan dalam masa yang pada saat itu bumi masih dalam keadaan gelap gulita. 
Seperti yang Allah Swt firmankan didalam Al-Qur'an : “Dan sesungguhnya telah Kami ciptakan langit dan bumi, dan apa yang ada antara keduanya dalam enam masa, dan kami sedikitpun tidak ditimpa kelelahan “ (Q.S. : 50 : 38) Tuhan Yang Maha Esa menciptakan dunia setelah DIA (Allah) menciptakan surga dan neraka berikut wildan dan bidadari. Dunia saat itu masih dalam keadaan gelap gulita, dan setelah Nabi Adam As dan Siti Hawa terusir dari surga, kemudian turun ke dunia, barulah Allah Swt menciptakan cahaya yang menerangi dunia (matahari-bulan-dan bintang), walau sebenarnya penciptaan cahaya (cahaya Muhammad) ini lebih dulu dari pada penciptaan Alam Jabbarut Malaakut, yakni “Nur Muhammad” 

Tuhan adalah “cahaya langit dan bumi”. Demikian penegasan Al- Qur'an yang kemudian dimensi kosmogonis dan kosmologisnya diperkuat oleh Rasul Saw. Dengan sabdanya : “Yang pertamakali diciptakan oleh Tuhan adalah cahaya”. “Cahaya bagaikan kutub-kutub spiritual yang menyala, laksana norma dan teladan-teladan yang hidup dan menjadi perhatian para pencari kebenaran dimana dan kapanpun yang sekaligus merupakan realitas surgawi dibalik bentuk keduniawian ”. 

“Hakikat Bismillah adalah gema panggilan Tuhan kepada manusia untuk kembali ke sumber spiritualnya“ 

ASAL MUASAL MANUSIA, TEORI DARWIN VS NABI ADAM AS

Jika kita berdebat tentang asal mula manusia, maka yang terpikir, terlintas, atau terbersit pertama kali dipikiran adalah teori evolusi Charles Darwin. Dalam teori evolusi Charles Darwin dijelaskan bahwa manusia pertama adalah kera, sedangkan dalam kitab suci umat Islam yaitu Al-Qur'an, dijelaskan bahwa manusia pertama adalah Nabi adam a.s. Namun, hingga saat ini para ilmuwan masih terus mencari bukti untuk memastikan asal mula manusia.
Sekarang saya ingin mengajak sobat berpikir terlebih dahulu, teori mana yang sekiranya mampu sobat logika kan? Mari kita pikirkan bersama-sama mulai dari sekarang..! Waktu berpikir habis. Ok, sekarang sobat simpan dulu jawaban sobat karena kita akan membahasnya sekarang bersama-sama. Sebelumnya, saya ingin mengibaratkan suatu percakapan yang mungkin terjadi antara seorang cucu dan seorang nenek moyangnya. Berikut saya sajikan percakapan mereka (Lucy sebagai Nenek Moyang dan Iva sebagai Cucu).

Klik untuk memperbesar

Yak, percakapan diatas muncul berdasarkan Teori Evolusi Cahrles Darwin. Berdasarkan logika yang sobat miliki, mungkinkah hal demikian terjadi? Mari kita bahas bersama-sama.

Teori Asal Mula Manusia menurut Charles Darwin
Pernyataan Darwin mendukung bahwa manusia modern berevolusi dari sejenis makhluk yang mirip kera. Selama proses evolusi tanpa bukti ini, yang diduga telah dimulai dari 5 atau 6 juta tahun yang lalu, dinyatakan bahwa terdapat beberapa bentuk peralihan antara manusia moderen dan nenek moyangnya. Menurut skenario yang sungguh dibuat-buat ini, ditetapkanlah empat kelompok dasar sebagai berikut: 
  1. Australophithecines
  2. Homo habilis
  3. Homo erectus
  4. Homo sapiens
Genus yang dianggap sebagai nenek moyang manusia yang mirip kera tersebut oleh evolusionis digolongkan sebagai Australopithecus, yang berarti "kera dari selatan". Australophitecus, yang tidak lain adalah jenis kera purba yang telah punah, ditemukan dalam berbagai bentuk. Beberapa dari mereka lebih besar dan kuat dan tegap, sementara yang lain lebih kecil dan rapuh dan lemah.  Dengan menjabarkan hubungan dalam rantai tersebut sebagai "Australopithecus > Homo Habilis > Homo erectus > Homo sapiens," evolusionis secara tidak langsung menyatakan bahwa setiap jenis ini adalah nenek moyang jenis selanjutnya.


Asal Mula Manusia berdasarkan Al-Qur'an (Nabi Adam a.s)
Saat Allah Swt. merencanakan penciptaan manusia, ketika Allah mulai membuat “cerita” tentang asal-usul manusia, Malaikat Jibril seolah khawatir karena takut manusia akan berbuat kerusakan di muka bumi. Di dalam Al-Quran, kejadian itu diabadikan,
  












 ".. Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, 'Sesungguhnya, Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Maka, apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan ke dalamnya ruh (ciptaan)-Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud" (QS. Al Hijr: 28-29). 

Firman inilah yang membuat malaikat bersujud kepada manusia, sementara iblis tetap dalam kesombongannya dengan tidak melaksanakan firman Allah. Inilah dosa yang pertama kali dilakukan oleh makhluk Allah yaitu kesombongan. Karena kesombongan tersebut Iblis menjadi makhluk paling celaka dan sudah dipastikan masuk neraka. Kemudian Allah menciptakan Hawa sebagi teman hidup Adam. Allah berpesan pada Adam dan Hawa untuk tidak mendekati salah satu buah di surga, namun Iblis menggoda mereka sehingga terjebaklah Adam dan Hawa dalam kondisi yang menakutkan. Allah menghukum Adam dan Hawa sehingga diturunkan kebumi dan pada akhirnya Adam dan Hawa bertaubat. Taubat mereka diterima oleh Allah, namun Adam dan Hawa menetap dibumi. Baca Surat Al-Baqarah Ayat 33-39.


Adam adalah ciptaan Allah yang memiliki akal sehingga memiliki kecerdasan, bisa menerima ilmu pengetahuan dan bisa mengatur kehidupan sendiri. Inilah keunikan manusia yang Allah ciptakan untuk menjadi penguasa didunia, untuk menghuni dan memelihara bumi yang Allah ciptakan. Dari Adam inilah cikal bakal manusia diseluruh permukaan bumi. Melalui pernikahannya dengan Hawa, Adam melahirkan keturunan yang menyebar ke berbagai benua diseluruh penjuru bumi; menempati lembah, gunung, gurun pasir dan wilayah lainnya diseluruh penjuru bumi. Hal ini dijelaskan dalam firman Allah SWT yang berbunyi:













"Dan sesungguhnya Kami muliakan anak-anak Adam; Kami angkut mereka didaratan dan di lautan; Kami berikan mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyak makhluk yang telah Kami ciptakan." (QS. al-Isra' [17]: 70)



               
             Demikianlah dua pendapat tentang asal mula manusia. Jika sobat bertanya kepada saya, maka saya akan memilih option yang kedua. Drama penciptaan Adam di Surga memang sudah sangat melekat dibenak saya sejak masih kecil dan ingusan. Tentu saja ini benar adanya, karena seluruh keluarga saya beragama Islam. Pengetahuan demikian sudah diajarkan oleh kedua orang tua saya sejak masih kecil. Tidak hanya berasal dari kedua orang tua, pengetahuan demikian juga saya peroleh dengan cerita yang sama saat duduk di bangku sekolah dasar. Keyakinan saya semakin kuat, apalagi saya seorang Islam. Bertolak ukur dari keyakinan saya terhadap Al-Qur'an maka saya sangat mengerti dan paham akan drama penciptaan adam disurga tersebut.



Keyakinan saya tak pernah goyah akan cerita asal mula manusia ini, sebelum saya tau tentang Teori Darwin. Teori Darwin saya pelajari saat duduk dibangku sekolah menengah pertama. Karena masih dalam masa labil, saya tidak mau terjerumus kedalam kesesatan. Dan akhirnya saya menanyakan kembali kepastiannya kepada kedua orang tua saya. Lagi- lagi kedua orang tua saya meyakinkan akan kebenaran Al-Qur'an, kitab suci umat Islam. Hingga saat ini saya masih meyakini apa saja yang tertulis dalam Al-Quran. Demikian pula tentang asal mula manusia dan drama penciptaan Adam di surga hingga turun kebumi. Jadi, tetap pada pilihan pertama, Nabi Adam a.s adalah manusia pertama di muka bumi dan Nabi Adam a.s merupakan nenek moyang kita.



Apakah sobat setuju bahwa Nabi Adam a.s adalah nenek moyang manusia? Jika masih belum yakin, mari kita yakinkan bersama-sama. Untuk meyakinkan kita bahwa Teori Darwin merupakan sebuah kesalahan, saya akan sedikit membahas tentang kesalahan tersebut. Berikut sedikit penjelasan yang dapat saya ungkapkan kembali, dari beberapa buah buku yang dulu pernah saya baca. Disini saya akan berbagi tentang pembuktian kesalahan Teori Darwin berdasarkan kepercayaan ilmiah dan rasional. Ada tiga alasan ilmiah yang menjadi dasar bahwa manusia bukan berasal dari kera:


1. Mata
Ilmu pengetahuan mengakui bahwa mata hanya dapat berfungsi jika tersusun sepenuhnya. Mata setengah jadi tidak akan bisa melihat. Jika kehilangan lensa mata saja, maka mata akan rusak dan tidak dapat melihat sama sekali. Teori evolusi menyatakan bahwa manusia terjadi melalui proses secara bertahap secara kebetulan. Maka akan terjadi proses setengah jadi lalu jadi. Hal ini tidak bisa terjadi pada mata, karena mata tersusun atas bagian yang sangat komplek dan tak tersederhanakan. Oleh karena itu teori evolusi dinyatakan runtuh.


2. Temuan Fosil
Dalam bukunya, The Origin of Species, Darwin menulis,
"Jika setiap spesies berasal dari spesies lain secara bertahap, mengapa dimana-mana kita tidak melihat bentuk transisi yang amat banyak? Akan tetapi, dikawasan antara, yang mempunyai kondisi antara kehidupan, mengapa kita sekarang tidak menemukan jenis yang kemungkinan besar merupakan perantara? Kesulitan ini cukup membingungkan saya dalam waktu lama."
Demikian sedikit kutipannya dari sebuah buku yang pernah saya baca. Disana terlihat jelas bahwa Darwin menyadari kelemahan teorinya. Ia menyatakan jika tidak ditemukan bentuk transisi dan ada bentuk yang tidak mungkin terjadi karena evolusi karena tak tersederhanakan maka teorinya runtuh.Penemuan fosil dari waktu kewaktu belum menemukan adanya bentuk transisi. Sehingga secara otomatis Teori Darwin runtuh dengan sendirinya.




3. Sel
Menuru Darwin manusia dan semua makhluk hidup berasal dari nenek moyang yang sama yang berupa makhluk bersel satu. Makhluk bersel satu tersebut terus berevolusi hingga menjadi kera, dari kera menjadi manusia dalam waktu yang lama. Namun nyatanya dulu, Darwin bisa melihat sel hanya permukaannya saja yang berupa kotak sederhana. Darwin juga tidak mampu menjelaskan asal usul sel tersebut. Oleh karena itu, lagi-lagi Teori Darwin dinyatakn runtuh.


Saya rasa cukup tiga alasan ilmiah yang menjadi dasar bahwa manusia bukan berasal dari kera. Jadi jelas bahwa teori evolusi hanyalah mitos belaka yang kemudian dijadikan sebuah dogma melalui gencarnya propaganda. Kini tidak ada alasan ilmiah yang kuat yang bisa membuktikan kebenaran ilmiah teori evolusi. Apalagi ditambah dengan penjelasan dari kitab suci Al-Qur'an, hal ini tentunya menambah kepercayaan kita bahwa teori evolusi merupakan sebuah kesalahan.


Kesimpulan
Jadi, asal-usul manusia adalah Nabi Adam a.s yang diciptakan oleh Allah SWT dan diturunkan dari surga. Asal usul manusia dari kera hanyalah mitos yang direka-reka. Manusia bukan dari kera melainkan dari manusia pertama bernama ADAM.


Apakah sobat setuju dengan pendapat yang saya kemukakan?
Sobat bisa berikan komentar di kolom komentar dibawah.
Berikut saya akan menuangkan lagi-lagi dalam bentuk komik singkat tentang wawancara saya kepada Om Darwin. Apapun yang menjadi kepercayaan kita, itu adalah hak masing-masing. Asalkan tidak menimbulkan perpecahan antara satu dan lainnya. Karena Indonesia harus tetap bersatu...!! Benar gak sobat??


- See more at: http://www.mungkinblog.com/2012/05/asal-mula-manusia-teori-evolusi-darwin.html#sthash.2LgS02Rr.dpuf

Darurat Demokrasi Akibat Kepentingan Bisnis

Proses institusionalisasi demokrasi dalam pasca era reformasi di negeri kita banyak yang menilai gagal sebab tak mampu membendung tumbuh dan menguatnya kepentingan bisnis yang berumah dan berkonspirasi dengan partai politik. Salah satu bukti kegagalannya adalah persekutuan kekuatan bisnis besar dan elite politik, dari tingkat nasional sampai lokal, yang secara terpusat mengontrol dan memanfaatkan proses politik untuk kepentingan ekonomi-politik sendiri.

Fenomena itulah yang kini dialami walikota Surabaya, Tri Rismaharini. Walikota yang memimpin Kota Surabaya sejak Oktober 2010 itu kini dilanda tekanan sejumlah kekuatan politik di ibu kota Jawa Timur itu ketika menentang keras pembangunan tol dalam kota Surabaya. Banyak pihak menilai ada persekutuan bisnis dengan salah satu Parpol besar yang mempunyai kepentingan bisnis terhadap pembangunan jalan tol tersebut.
Menurut ibu walikota itu bahwa pembangunan jalan bukan lewat cara menambah panjang jalan di dalam kota, tetapi memberikan sistem transportasi publik yang bagus. Risma berpendapat jalan tol di dalam kota hanya akan mematikan bisnis di sekitarnya. Dampak lainnya, kaki-kaki jalan tol akan menyebabkan banjir di daerah sekitar. Karena berbagai alasan tersebut, Risma memutuskan untuk menolak pembangunan jalan tol Surabaya.
Dalam kasus yang lain, korupsi yang dilakukan Gubernur Banten, Ratu Atut Choysiah, kepentingan bisnis sangat kental dengan politik politik. Pasalnya, proyek-proyek yang tertera pada APBD Banten sebagian besar tender dimenangkan perusahaan milik keluarga Atut. Aspek ekonomi kental becampur dengan aspek politik.
Dalam kasus ini, politik sebagai perjuangan tiap orang secara kolektif merealisasikan kebaikan bersama, problem dari keberadaan oligarki ini tak saja terkait dengan kehadiran gejala politik rente ketika kekuasaan politik terpusat pada hitungan untung rugi bisnis. Lebih dari itu, penguasaan arena politik dan artikulasinya semata-mata bagi kepentingan bisnis politik dari kekuatan oligarkis ini telah membuat setiap langkah pelembagaan demokrasi kian menjauh dari agenda publik.
Dilema politik modern ini mengingatkan kita pada ulasan Profesor (sejarah politik) Christopher Lasch dalam The Revolt of The Elites and the Betrayal of Democracy. Baginya, persoalan dalam politik kontemporer tidak muncul dari penolakan kaum marjinal dan miskin karena rasa frustrasi mereka atas berlangsungnya proses politik demokrasi.
Problem utama muncul dari penolakan kaum elite aristokratik modern memperjuangkan demokrasi sebagai idealitas dan amanah bagi seluruh warga negara dengan segenap aspirasi dan kebutuhannya. Dalam perkembangan politiknya, kaum aristokrat-oligark ini mengisolasi diri pada enklave dan ruang jejaring elitis yang sejalan dengan kepentingan sempit mereka.
Pada konteks relasi bisnis-politik, oligarki nasional sampai lokal yang berpusat di partai dan menjadikan parlemen dan eksekutif sebagai instrumen, kepentingan mereka lebih berimpit dengan aktor-aktor ekonomi berskala besar di sektor finansial, ritel, real estate, dan modal asing daripada bersinggungan dengan kepentingan ekonomi-politik masyarakat bawah .
Perlu dibangun jalan membendung kekuasaan oligarki politik melalui pendisiplinan parpol dan segenap pelembagaan politik demokrasi dengan menampilkan kekuatan sosial akar rumput sebagai subyek politik konkret dalam demokrasi representatif. Dan langkah konkrit menjelang Pemilu 2014 mendatang, sebaiknya masyarakatr tidak memilih calon legislatif yang berpotensi mengamankan kepentingan bisnis ketika terpilih sebagai anggota DPR.

Anies Baswedan: Proses Politik Mahal, Sumber Korupsi dan Menurunkan Kualitas Demokrasi



BANDUNG, KOMPAS.com — Rektor Universitas Paramadina Anies Baswedan berpendapat, proses politik merupakan salah satu sumber terjadinya korupsi di Indonesia. Berpolitik, kata Anies, mahal karena banyak uang harus dikeluarkan dalam proses politik. Dia pun berpendapat, kondisi ini menurunkan kualitas demokrasi di Tanah Air.

“Saya ingin mendorong kualitas demokrasi kita meningkat. Demokrasi kita terpuruk karena mobilisasi rupiah besar-besaran dalam proses politik. Proses politik ini sumber dari berbagai macam praktik korupsi karena proses politik kita amat mahal,” kata Anies, dalam debat kandidat Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat di Bandung, Jawa Barat, Rabu (5/2/2014) malam.

Anies mengatakan, salah satu cara untuk mendorong demokrasi adalah mengajak masyarakat turun tangan mengatasi masalah di Indonesia. “Kami memulai dengan gerakan yang namanya turun tangan. Semua relawannya nol rupiah. Aktivitas yang dikerjakan yang berangkat dari hati, dan itu dikerjakan secara serius. Ini adalah usaha untuk meningkatkan kualitas politik kita,” terangnya.

Menurut pendiri gerakan Indonesia Mengajar ini, proses politik harus dikerjakan secara gotong royong. Pemimpin, lanjut Anies, tidak mungkin dapat menyelesaikan masalah seorang diri.

“Kalau proses politik dikerjakan sebagai gotong royong yang merupakan inti dari Pancasila kita, maka kita bisa mendorong kualitas demokrasi kita menjadi lebih baik,” kata dia.

Sebelumnya, Anies mengatakan, jika dia terpilih menjadi calon presiden dari Partai Demokrat untuk Pemilu Presiden 2014, maka dia akan menawarkan gaya kepemimpinan seperti cara bermain angklung. Laiknya bermain angklung, kata dia, bila semua pemain bergerak seirama, maka akan memperoleh harmoni yang indah. "Dengan demikian, kerja secara bergotong royong akan membuahkan hasil yang diinginkan."

POLITIK DINASTI DI NEGERI DEMOKRASI

Politik Dinasti di Negeri Demokrasi
Jakarta - Jelang pemilu 2014, banyak pihak yang mengkhawatirkan akan tumbuhnya lagi disnati politik di pemerintah Indonesia. Untuk itu, Sindo Radio Network membahas masalah ini dengan sejumlah petinggi partai termasuk pengamat politik dari LIPI, dengan tema "politik dinasti di negeri demokrasi"

Menurut pengamat politik dari lembaga ilmu pengetahuan Indonesia atau LIPI, Siti Zuhro, saat ini ada dua unsur yang mempengaruhi pemerintahan yakni role model dan politik dinasti.

Lebih lanjut, Siti Zuhro menyetujui, dari kepemimpinan di Indonesia harus ada role model-nya. Karena ini, untuk menjalankan dan kepemimpinan kepala negara bisa lebih baik, dan pemilu mendatang harus ada kombinasi dari pimpinan yang ada. Yang memiliki kepribadian seperti Soekarno, khususnya dalam hal membangkitkan semangat masyarakat indonesia. Selain itu, bisa juga diambil hal baiknya, seperti dari Soeharto, Habibie, dan Gusdur.

Sementara, dari dinasti politik yang dikhawatirkan ada, dijelaskan Siti Zuhro, ada pendekatan tersendiri bisa diatasi, yakni bagaimana kita memahami arti demokrasi dalam konteks eksistensi patrionalisme. 

Berbeda dengan rachlan nasidik, politisi dari partai demokrat, yang menyatakan bahwa partainya tidak tertarik sama sekali dengan politik dinasti dan ini dibuktikan dari pernyatan presiden SBY yang tidak mengizinkan anggota keluarganya maju pada pemilu Presiden 2014 mendatang. Selain itu, partainya memastikan masih banyak bibit anak bangsa yang bisa memimpin bangsa indonesia.

Pandangan lain juga disampaikan, Firman Jaya Daeli, politisi PDIP, yang menyatakan adanya disnati politik ini justru bisa dibuat sedemikian rupa, dengan kesadaran dari smua, namun tetap dengan kontrol dari masyarakat agar semua bisa berjalan sebagaimana mestinya. Sementara, saat ini persoalnya, tidak ada teori politik umum yang bisa menjelaskan dalam demokrasi Indonesia. Selain itu, keterbukaan politik tidak semua masyarakat bisa memahaminya.

Politisi Partai Golkar, Indra Jaya Piliang, menyebutkan seharusnya dinasti politik ini tidak perlu diperdebatkan, agar hilang. Karena, dinasti politik ini sudah bagian dari negara Indonesia sejak dulu, dari sistem kerajaan yang ada. Namun, keberadaan dinasti ini jangan sampai berdampak negatif dalam politik, dan juga jangan sampai terjadi perebutan dinasti yang merugikan masyarakat dan negara. Untuk itu, dinasti politik ini sudah menjadi kultural, tetapi tetap jangan sampe sistem dinasti ini menjadi sesuatu yang struktural dan jangan sampe ini mempengaruhi pertarungan politik yang menjadi perhatian masyarakat banyak.

Namun, dalam pandangan para pembicara tadi, pengamat politik LIPI menyatakan bahwa apa yang dibahas ini (dinasti politik, dinegeri demokrasi) menjadi paradoks. Karena Satu sisi negara telah jalankan demokrasi tapi sisi lain demokrasi itu justru menyuburkan politik dinasti.

Kehidupan politik di Indonesia tidak bisa dipisahkan dari budaya politik. Sementara budaya Indonesia adalah patroinase. Tidak hanya di birkroasi ternyata tumbuh juga di partai politik.

ASAL USUL PENCIPTAAN MANUSIA

ASAL USUL BUMI